Kamis, 21 Juli 2011

IP-ADDRESS DAN SUBNETTING

IP-ADDRESS DAN SUBNETTING
Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting
Pengertian
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena
merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan
menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal
bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu
interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP
address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.

Format Penulisan IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner  32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan
desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal
dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap  bilangan desimal merupakan nilai dari
satu oktet  IP address. Contoh hubungan  suatu IP address dalam format biner
dan desimal :
 Desimal
Biner
167 205 206 100
10100111 11001101 11001110 01100100
Format IP Address
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255
atau s
 Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net
ID) da
it pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan
panjang
dilukiskan pada gambar berikut ini:
 sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan
internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk
mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk
keperluan tertentu.

IP
n bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network
dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam
suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama
memiliki net ID yang sama. Sebagian dari  bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan  network bit/network number, sedangkan sisanya untuk  host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya.
Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang
dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan
secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk
keprluan eksperimental. Perangkat lunak  Internet Protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

B
g host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range
dari 0-127.  Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan  tiap network dapat
menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan
untuk jaringan dengan jumlah host yang  sangat besar, IP kelas ini dapat 0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host

IP address kelas A
ƒ Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Netw  pertama dan 16 bit sisanya  ork ID adalah 16 bit
adalah host ID sehingga kalau ada  komputer mempunyai IP address
192.168.26.161,  network ID = 192.168  dan host ID = 26.161. Pada. IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255  network dengan jumlah host tiap
network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host. 
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
 IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Netw  pertama dan 16 bit sisanya  ork ID adalah 16 bit
adalah host ID sehingga kalau ada  komputer mempunyai IP address
192.168.26.161,  network ID = 192.168  dan host ID = 26.161. Pada. IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255  network dengan jumlah host tiap
network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
ƒ IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti
LAN. Tiga bit pertama IP add diset 111. Network ID terdiri  ress kelas C selalu
dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta
network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
 IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti
LAN. Tiga bit pertama IP add diset 111. Network ID terdiri  ress kelas C selalu
dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta
network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
ƒ IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP
address kelas D selalu diset   pertamanya berkisar antara
224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group
1110 sehingga byteyang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah
network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama
IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara
248-255.
Untuk adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang
network Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal  host, ada beberapa
nis address yang digunakan untuk  keperluan khusus dan tidak boleh
digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah:
Network address dari host
yang harus diketahui oleh seluruh  host yang ada pada suatu  network. Seperti
Sebagai tambahan dikenal juga istilah  Network Prefix,  yang digunakan
uk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix
k prefix ini dalam bit. Misal  untuk menunjuk satu network kelas B
192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.
rk Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada
jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35.
Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), netw
ini adalah 192.168.0.0. Address ini didapat  dengan membuat seluruh bit  host
pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (192.168)
untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan.
Analoginya mirip dengan dalam proses  pengantaran surat, petugas penyortir
pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu
membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh
surat tersebut. 
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address
dari  host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini,
 menjadi a secara desimal
ost yang memiliki IP address sama dengan  destination address pada
maka hanya  host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan
host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu  host ingin mengirim
datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia
harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah  host tujuan. Pemakaian
bandwidth akan meningkat dan beban kerja  host pengirim bertambah, padahal
isi datagram-datagram  tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast
address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada
pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host
pada  network yang sama harus memiliki  broadcast address yang sama dan
address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. 
Jadi, sebenarnya setiap  host memiliki 2 address untuk menerima
datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah
broadcast address pada network tempat host tersebut berada.  
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit  host pada IP Address
i 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2,
broadcast  addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP
Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingg
terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast  biasanya adalah informasi
routing. Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan
untuk komunikasi antar  host, yang menggunakan datagram-datagram  unicast.
Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu  host tertentu.
Hanya datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan  host lain akan
mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh  host pada suatu
jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan
yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast  dan  broadcast),
muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin
berkomunikasi dengan beberapa  host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu datagram  saja. Namun berbeda dengan mode  broadcast,
hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan  host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu,
dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap  group yang menjalankan
aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada Gambar berikut.
224-239 0-255 0-255 0-255
1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx

Struktur IP Address Kelas Multicast Address
Untuk keperluan  multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai
multicast  address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk  desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), ress. Alokasi ini
ditujuk
a
 Network ID tidak boleh sama dengan 127
an oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
engan 255 
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
 maka IP Address merupakan multicast  add
an untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan
C. Anggot group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut.
Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu  subnet, namun bisa
mencapai seluruh dunia.  Karena menyerupai suatu  backbone, maka jaringan
muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone). 

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar  dalam menentukan network ID dan
host ID yang digunakan :
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP
address yang digunak
 Network ID dan host ID tidak boleh sama d
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. IP address dengan host ID 0 diartikan  sebagai alamat network. Alamat g memiliki host ID yang kut efisiensi IP Address, mengatasi
melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis
emisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address.
eb ri bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian
network turan host a ask berarti network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yan
sama.

SUBNETTING
Untuk beberapa alasan yang menyang
salah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya
B erapa bit da
k. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Cara ini menciptakan  sejumlah network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. 
Subnetting juga dilakukan untuk  mengatasi perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika
setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan penga
ddress seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap
departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur
IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP
Address yang “ditutupi” (masking) oleh  bit-bit subnet mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet m
 mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).  Sebagai
contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor
44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut : 
44  132 1 20
00101100  10000100 00000001 00010100
255  255 0
IP Address
0
11111111  11111111 00000000 00000000
44  132 0 0
00101100  10000100 00000000 00000000
44  132 255 255
00101100  10000100 11111111 11111111
Subnet Mask
Network Address
Broadcast Address

Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard,  nomor network IP Address ini adalah 44 dan
nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum
lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan
akan diimplementa .255.0.0.( Hexa =
FF.FF.
ng lebih jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A
akan m
sikan subnet mask sebanyak 16 bit 255
00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ).
Perhatikan bahwa  pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1,
sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP
Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network
bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20.
Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada  network menjadi
sekitar 65 ribu host. 
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan
menerapkan subnet mask tersebut pada satu network  kelas A, dapat dibuat 256
network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B.
Penerapan subnet ya
enghasilkan jumlah network yang lebih  besar ( lebih dari 65 ribu network
) dengan kapasitas masing-masing subnet  sebesar 256 host. Network kelas C
juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk  25 bit (255.255.255.128), 26 bit
(255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya. 
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet
mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network
Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset
seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit
host berharga 1. Seperti yang telah  dijelasakan pada bagian sebelumnya,
network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing.
Suatu host yang tidak perlu mengetahui  address seluruh host yang ada pada
network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network
yang akan dihubungi serta  gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi
mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada
Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network
standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address
melalui subnetting.

IP Address  Network
Address
Standard
Subnet Mask  Interpretasi  Broadcast
Address
44.132.1.20  44.0.0.0 255.255.0.0(16  Host 1.20 pada  44.132.255.255
bit)  subnet 
44.132.0.0
81.150.2.3  255.255.255.0  Host 3 pada  5  81.0.0.0
(24 bit)  subnet
81.50.2.0
81.50.2.25
192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128
ada  192.168.2.127
 (25 bit)
Host 100 p
Subnet
192.168.2.0
192.168.2. 130 192.168.0.0 255.255.255.19 pada  192.168.2.191
2 (26 bit)
Host 130
subnet
192.168.2.128
Beberapa  kombinasi IP Address, Netmask dan network number
l rnetwork lokal, nomor network yang dikenali  twork standard
menurut aku pada netwo Subnetting hanya ber k  lokal. Bagi n
tetap nomor  ne
etwork di luar
 kelas IP Address. Desain
ekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN
juan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan
en embangkan di masa yang akan datang sejalan
engan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar.
el untuk memenuhi kebutuhan subnetting. Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
dalam perancangan LAN adalah
lokasi fisik itu sendiri.
Metode Perencanaan LAN yang baik. p gguna saat ini dan dapat diketahui dari Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic
Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN
yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan.
Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksib
han sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
 Pengalokasian IP address dengan su
Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan da
dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubu
bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti in
perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang ada.
Secara umum dapat diasumsikan  bahwa pengkabelan yang menghubungkan
bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam
conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk
mengetahui aturan-aturan pengkabelan  ini sebab manajer bangunan yang
mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi
(yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk seorang manajer
jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas
ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan
jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi  tugas yang berat.
Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat dalam
perkembangan jaringan. 

Pengalokasian IP Address
Bagian ini memegang peranan yang  sangat penting karena meliputi
perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap
network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan
n ungkinan perkembangan jaringan di masa yang
akan d
degan mempertimbangkan kem
atang. Sebagai contoh, sebuah kantor memasang jaringan internet via V-
SAT mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk
kelas B yaitu 192.168.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja
(flat), maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network
dengan kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar
(dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan
sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer dalam kantor
tersebut hanya dengan menggunakan satu  buah jaringan saja (flat). Maka
dilakukan pembagian jaringan sesuai letak  fisiknya. Pembagian ini tidak hanya
pada level fisik (media) saja, namun juga pada  level logik (network layer), yakni
pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan
segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses
pendelegasian IP Address  kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan
lembaga lain yang memiliki LAN dan akan  diintegrasikan dalam suatu jaringan
kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
ƒ IP address 192.168.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
ƒ IP address 192.168.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
ƒ IP address 192.168.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
ƒ Ip address 192.168.4.xxx dialokasikan untuk unit X ƒ dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu
berapa tahun kemudian.
Hal ini dilakukan semata-mata karena IP  Address bersifat terbatas, sehingga
an seefisien mungkin. 
.168.9.255.  
n instalasi
jaringan
jadi
berbasis bilangan  biner, pembagian hanya
dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit
segme
asing-masing subnet 128
host. S
jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk be
pemanfaatannya harus diusahak
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP
addres 192.168.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address
kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan
berkapasitas 256 host yakni dari 192.168.9.0 sampai 192
Dalam pembagian ini, seorang network  administrator di suatu lembaga
mendapat alokasi IP Address 192.168.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah
kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari
192.168.9.0 sampai dengan 192.168.9.255. Misalkan dalam melakuka
n, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
ƒ Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
ƒ Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer. 
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu men
8 segmen. Karena pembagian ini b
Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 192.168.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir).
Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan
tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
n terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga
masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia
memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas m
ubnet pertama akan menggunakan IP Address dari 192.168.9.(0-127),
sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 192.168.9.(128-255).  
Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3
bit pertama ( 23
 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask)
menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit
untuk host menjadi 5 bit. Dengan maski
netwo
ng ini, ia memperoleh 8 buah sub
rk, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=25
) host. Ilustrasinya
dapat dilihat pada Tabel 2-4 berikut :
167 205 9 xxx
10100111 11001101 00001001 xxxxxxxx
11111111 11111111 11111111 11100000
10100111 11001101 00001001 000xxxxx
10100111 11001101 00001001
0-31
001xxxxx
10100111 11001101 00001001
32-63
010xxxxx
10100111 11001101 00001001
64-95
011xxxxx
10100111 11001101 00001001
96-127
100xxxxx
10100111 11001101 00001001
128-159
101xxxxx
10100111 11001101 00001001
160-191
110xxxxx
10100111 11001101 00001001
192-223
111xxxxx 224-255
http://iwaksepattld.files.wordpress.com/2010/08/ip-address-dan-subnetting.pdf

PERHITUNGAN SUBNETTING

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet
    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas.
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.
Source Mas Rommy.
REFERENSI
  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Berikut soal latihan, tentukan :
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3
dari alamat sebagai berikut:
1. 198.53.67.0/30
2. 202.151.37.0/26
3. 191.22.24.0/22

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:
Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari perhitungan diperoleh:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
  • Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
  • Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
  • Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8
2.202.151.37.0/26 -> IP class C
Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari perhitungan diperoleh:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
  • Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
  • Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248
  • Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128
3.191.22.24.0/22 –> IP class B
Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…
Alamat host yang valid:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0
  • Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252
  • Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128
  • Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8
http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/

Jumat, 15 Juli 2011

Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (Local Area Network)


Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (Local Area Network)
Pengertian internet
Internet adalah suatu jaringan komputer yang satu dengan yang lain saling terhubung untuk keperluan komunikasi dan informasi. Sebuah komputer dalam satu jaringan internet dapat berada di mana saja atau bahkan di seluruh Indonesia. Sering juga internet diartikan sebagai jaringan komputer di seluruh dunia yang berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan juga teks. Informasi ini dibuat oleh penyelenggara atau pemilik jaringan komputer atau dibuat pemilik informasi yang menitipkan informasinya kepada penyedia layanan internet.


Pengertian intranet
Intarnet adalah jaringan komputer-komputer yang saling tersambung digunakan suatu sistem organisasi. Misalnya: jaringan komputer-komputer PT. Telkom seluruh Indonesia. Jadi dibilang “internet” khusus. Intranet berfungsi mengkomunikasikan komputer satu dengan yang lain, persis seperti internet tatapi layanannya terbatas, tidak seluas dan seberagam di internet.

          Local Area Network (LAN)
                Merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN   seringkali   digunakan   untuk   menghubungkan   komputer-komputer pribadi  dan  workstation  dalam  kantor  suatu  perusahaan  atau  pabrik-pabrik  untuk  memakai bersama  sumberdaya  (resouce,  misalnya  printer) dan saling bertukar informasi
          Metropolitan Area Network (MAN)
                Metropolitan  Area  Network  (MAN),  pada  dasarnya  merupakan  versi  LAN yang  berukuran  lebih  besar  dan  biasanya  menggunakan  teknologi  yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya  berdekatan  atau  juga  sebuah  kota  dan  dapat  dimanfaatkan untuk  keperluan  pribadi  (swasta)  atau  umum.  MAN  mampu  menunjang data  dan  suara,  bahkan  dapat  berhubungan  dengan  jaringan  televisi kabel
          Wide Area Network (WAN)
                jangkauannya mencakup daerah geografis  yang  luas,  seringkali  mencakup  sebuah  negara  bahkan  benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 5 kategori utama seperti di bawah ini.
Setiap jenis topologi di atas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan topologi jaringan didasarkan pada skala jaringan, biaya, tujuan, dan pengguna
bus 
bus
Pada topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernetnya sepanjang kabel. Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi. Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.
* Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_bus

star 
star
Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Kelebihan
* Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
* Tingkat keamanan termasuk tinggi.
* Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
* Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
Kekurangan
* Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_bintang

ring 
ring
Topologi cincin adalah topologi jaringan dimana setiap titik terkoneksi ke dua titik lainnya, membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_cincin

mesh 
mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_mesh

tree 
tree
Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .
Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_pohon
linier 
linier
Jaringan komputer dengan topologi linier biasa disebut dengan topologi linier bus, layout ini termasuk layout umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap titik koneksi (komputer) yang dihubungkan dengan konektor yang disebut dengan T Connector dan pada ujungnya harus diakhiri dengan sebuah terminator. Konektor yang digunakan bertipe BNC (British Naval Connector), sebenarnya BNC adalah nama konektor bukan nama kabelnya, kabel yang digunakan adalah RG 58 (Kabel Coaxial Thinnet). Installasi dari topologi linier bus ini sangat sederhana dan murah tetapi maksimal terdiri dari 5-7 Komputer.
Tipe konektornya terdiri dari
1. BNC Kabel konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke T konektor.
2. BNC T konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke komputer.
3. BNC Barrel konektor —> Untuk menyambung 2 kabel BNC.
4. BNC Terminator —> Untuk menandai akhir dari topologi bus.
Keuntungan dan kerugian dari jaringan komputer dengan topologi linier bus adalah :
* Keuntungan, hemat kabel, layout kabel sederhana, mudah dikembangkan, tidak butuh kendali pusat, dan penambahan maupun pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.
* Kerugian, deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil, kepadatan lalu lintas tinggi, keamanan data kurang terjamin, kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah, dan diperlukan Repeater untuk jarak jauh.
  1. Berdasarkan fungsi, terbagi atas 2 jenis, yaitu:
    1. Jaringan Klien-server (Client-server)
Pada model ini ada satu komputer yang disiapkan menjadi peladen (server) dari komputer lainnya yang sebagai klien (client).[8] Semua permintaan layanan sumberdaya dari komputer klien harus dilewatkan ke komputer peladen, komputer peladen ini yang akan mengatur pelayanannya.[8] Apabila komunikasi permintaan layanan sangat sibuk bahkan bisa disiapkan lebih dari satu komputer menjadi peladen, sehingga ada pembagian tugas, misalnya file-server, print-server, database server dan sebagainya.[8] Tentu saja konfigurasi komputer peladen biasanya lebih dari konfigurasi komputer klien baik dari segi kapasitas memori, kapasitas cakram keras {harddisk), maupun kecepatan prosessornya.[8]
    1. Jaringan Ujung ke ujung (Peer-to-peer)
Jaringan dimana komputer-komputer saling mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta pemakaian bersama sumberdaya dari komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani permintaan dari komputer lainnya.[8] Model jaringan ini biasanya hanya bisa diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan menjadi rumit dan macet bilamana komputer terlalu banyak.[8]
  1. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data
    1. Jaringan terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer klien dan peladen yang mana komputer klien yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer peladen.[9]
    1. Jaringan terdistribusi
Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer peladen yang saling berhubungan dengan klien membentuk sistem jaringan tertentu.[9]
  1. Berdasarkan media transmisi data
    1. Jaringan Berkabel (Wired Network)
Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan.[9] Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.[9]
    1. Jaringan nirkabel(Wi-Fi)
Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik.[9] Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.[9]
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer

Type Jaringan:
Jaringan Client-Server
Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain di dalam jaringan
                Client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server
Kelemahan
          Biaya operasional relatif lebih mahal.
          Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
          Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu
Kelemahan
          Biaya operasional relatif lebih mahal.
          Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
          Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu
          Protocol Jaringan
          Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai pihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak.
                          Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk- produk LAN saja, tetapi dalam membangun jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan.
                          IP Address
                          IP  address  adalah  alamat  yang  diberikan  pada  jaringan  komputer  dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas  32  bit  angka  biner  yang  dapat  dituliskan  sebagai  empat  kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 172.16.254.1
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network  ID  menentukan  alamat  jaringan  komputer,  sedangkan  host  ID menentukan  alamat  host  (komputer,  router,  switch).  Oleh  sebab  itu  IP address  memberikan alamat  lengkap  suatu  host  beserta  alamat  jaringan di mana host itu berada.
          Kelas-kelas IP Address
                Untuk  mempermudah pemakaian, bergantung  pada kebutuhan pemakai, IP   address   dibagi   dalam   tiga   kelas   seperti   diperlihatkan   pada   tabel dibawah
          Domain Name System (DNS)
          Domain  Name  System  (DNS)  adalah  suatu  sistem  yang  memungkinkan nama  suatu  host  pada  jaringan  komputer  atau  internet  ditranslasikan menjadi IP address. Dalam pemberian nama, DNS menggunakan Arsitektur hierarki :
          Root-level domain: merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda titik (.)
          Top  level  domain:  kode  kategori organisasi  atau  negara  misalnya:
                                .com = perusahaan
                                .edu = perguruan tinggi
                                .gov = badan pemerintahan.
Selain itu  untuk  membedakan pemakaian  nama  oleh  suatu  negara  dengan negara  lain digunakan  tanda  misalnya  .id  untuk  Indonesia  atau  .au untuk australia.
Second level domain: merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya: microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain.
          DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
          IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan   Dynamic   Host   Configuration   Protocol   atau   diisi   secara manual. 
          DHCP  berfungsi  untuk  memberikan  IP  address  secara  otomatis pada   komputer   yang   menggunakan   protokol   TCP/IP.   DHCP   bekerja dengan   relasi   client-server,   dimana   DHCP   server   menyediakan   suatu kelompok  IP  address  yang  dapat  diberikan  pada  DHCP  client.  Dalam memberikan   IP address   ini,   DHCP   hanya   meminjamkan   IP   address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis.
          Topologi Jaringan dan Jenis Kabel yang Sering Digunakan
          Kabel Coaxial
          Dikenal dua jenis kabel coaxial, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
          Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
          Kabel coaxial  jenis  ini dispesifikasikan  berdasarkan  standar  IEEE  802.3 10BASE5,  dimana  kabel  ini  mempunyai  diameter  rata-rata  12mm,  dan biasanya  diberi  warna  kuning.  Kabel  jenis  ini  biasa  disebut  sebagai standard  ethernet  atau  thick  Ethernet,  atau  hanya  disingkat  ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable.
          Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
          Kabel  coaxial  jenis  ini  banyak  dipergunakan  di  kalangan  radio  amatir, terutama  untuk  transceiver  yang  tidak  memerlukan  output  daya  yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini  harus  memenuhi  standar  IEEE  802.3  10BASE2,  dimana  diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector.   Kabel   jenis   ini   juga   dikenal   sebagai   thin   Ethernet   atau ThinNet.
          Fiber Optic
          Jaringan   yang   menggunakan   Fiber  Optic   (FO)   biasanya   perusahaan besar, dikarenakan harga dan proses pemasangannya lebih sulit. Namun demikian, jaringan yang menggunakan FO dari segi kehandalan dan  kecepatan  tidak  diragukan.  Kecepatan  pengiriman  data  dengan media FO lebih dari 100Mbps dan bebas pengaruh lingkungan
          Twisted Pair Ethernet
          Kabel  Twisted  Pair  ini  terbagi  menjadi  dua  jenis  yaitu  shielded  twisted pair  (STP)    dan  unshielded  twisted  pair  (UTP).  STP  adalah  jenis  kabel yang  memiliki  selubung  pembungkus  sedangkan  UTP  tidak  mempunyai selubung  pembungkus.  Untuk  koneksinya  kabel  jenis  ini  menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45.
          Kategori Twisted Pair Cable
          Category 1: twisted-pair (UTP) dikenal sebagai kabel telefon
          Category 2: UTP digunakan pada laju data hingga 4 Mbps
          Category 3: UTP digunakan pada laju data hingga 10 Mbps (jari-ngan 10BaseT memerlukan persyaratan minimum dengan kabel ini)
          Category 4: UTP digunakan pada laju data hingga 16  Mbps (digunakan pada jaringan Token Ring)
          Category 5: UTP digunakan pada laju data hingga diatas 100 Mbps (biasanya juga dapat digunakan untuk 1000 Mbs), panjang persegmen dapat mencapai 100m. Menggunakan jenis konektor RJ-45, yang digunakan pada jaringan dengan topologi star dan bus.
          Category 6: UTP digunakan pada laju data hingga diatas 1 Gbps persegmen dapat mencapai 100m. Menggunakan jenis konektor  RJ-45, yang digunakan pada jaringan dengan topologi star.
          100BaseTX : EIA/TIA Category 5, 6, atau 7 adalah kabel two-pair, untuk satu host per segmen; dengan rentang mencapai 100m, menggunakan konektor MII RJ-45, yang digunakan pada jaringan dengan topologi star dan bus.
          100BaseFX : Berdasar kabel fiber-optic multimode (MMF) dengan ukuran 62.5/12.5 micron. Untuk topologi jaringan point-to-point; rentang jaringan hingga mencapai 400 m. Menggunakan jenis konektor ST atau SC.
          UTP Cable (khususnya CAT5 / CAT5e)
          Kategori 5 atau 5e adalah yang paling reliable dan memiliki kompabilitas yang  tinggi,  dan  yang  paling  disarankan,  baik  pada  10  Mbps  dan  Fast Ethernet  (100Mbps).  Konector  yang  bisa  digunakan  untuk UTP  Cable
          CAT5  adalah  RJ-45.  Untuk  penggunaan  koneksi  komputer,  dikenal  2 buah  tipe  penyambungan  kabel  UTP  ini,  yaitustraight  cable dan crossover  cable
          Mengidentifikasi komputer di dalam jaringan
          Komputer dengan sistem operasi Windows 98 di dalam jaringan komputer harus menggunakan nama yang unik untuk menghindari adanya tumpang-tindih  dengan  komputer  lain.  Untuk  memberikan  nama  dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
          Network  Interface  card  (NIC)
          Harus  dipasang  di  dalam  komputer,  agarkomputer dapat “berinteraksi” dengan jaringan. Windows 98 mendukungbeberapa tipe network, yaitu :a) Ethernet,b) Token Ring,c) Attached Resource Computer Network (ARCNet),d) Fiber Distributed Data Interface (FDDI),
          Menginstal dan Mengkonfigurasi Network Interface Card
          Network  Interface  card  (NIC)  harus  dipasang  di  dalam  komputer,  agar komputer dapat “berinteraksi” dengan jaringan. Windows 98 mendukung beberapa tipe network, yaitu :
          Ethernet
          Token Ring
          Attached Resource Computer Network (ARCNet)
          Fiber Distributed Data Interface (FDDI)
          Wireless, infrared
          Asynchronous Transfer Mode (ATM).
          Setelah   NIC   dipasang   dalam   slot   komputer   secara  benar   selanjutnya driver jaringan harus diinstal. Untuk meninstal dan mengkonfigurasi driver dapat dilakukan sebagai berikut :
          Control Panel, double-klik icon Network.
          Pilih tab Configuration, klik Add.
          Setelah itu muncul kotak dialog Select Network Component Type, klik Adapter, lalu klik Add.
          Menginstall Protokol Jaringan
          Untuk  dapat  “berkomunikasi”  dalam  jaringan komputer,  komputer  harus mempunyai  protokol. 
          Prosedur  yang  dapat  dilakukan  untuk  menginstall protokol jaringan adalah :
                a)Buka Control Panel dan double-klik icon Network.
                b)Dalam tab Configurasi klik Add.
                c)Pada kotak dialog Select Network Component Type, pilih Protocol dan klik Add.
                d)Pilih Manufacturer dan Network Protocol dan klik OK.
          Konfigurasi TCP/IP
          Implementasi TCP/IP pada Windows 98 meliputi:
        Internet Protocol (IP)
        Transmission Control Protocol (TCP)
        Internet Control Message Protocol (ICMP)
        Address Resolusion Protocol (ARP)
        User Datagram Protocol (UDP).
          TCP/IP  harus  dikonfigurasikan  terlebih  dahulu  agar  bisa “berkomunikasi” di   dalam   jaringan   komputer.   Setiap   kartu   jaringan   (NIC)   yang   telah diinstall memerlukan IP address dan subnet mask. IP address harus unik (berbeda dengan komputer lain), subnet mask digunakan untuk membedakan network ID dari host ID.
          Memberikan IP Address
          IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan  Dynamic  Host  Configuration  Protocol  (DHCP)  atau  diisi secara manual.
          Prosedur yang dilakukan untuk mengisikan IP address :
        Buka Control Panel dan double-klik icon Network.
        Di dalam tab Configuration, klik TCP/IP yang ada dalam daftar untuk kartu jaringan yang telah diinstall.
        Klik Properties.
          Menguji / Test Jaringan
          Setelah  proses  instalasi  dan  konfigurasi  sistem  jaringan  (baik  hardwaremaupun software) selesai, maka perlu dilakukan test/uji.  Hal inidimaksudkan untuk melihat apakah instalasi (mulai dari memasang kabelsampai   dengan konfigurasi sistem secara software) telah dilakukandengan benar.Untuk  mengetest  TCP/IP,  salah  satu  caranya  dapat  dilakukan  denganinstruksi ipconfig yang dijalankan under DOS. Lihat gambar 20!
          Perintah  IPConfig  digunakan  untuk  melihat  indikasi  pada  konfigurasi  IPyang   terpasang   pada   Komputer   kita.   dari   gambar   diatas   kita   dapatmelihat  beberapa  informasi  penting  setelah  kita  menjalankan  perintahIPConfig
          Utilitas ping digunakan untuk mengecek apakah jaringan kita sudah bisaberfungsi  dan  terhubung  dengan  baik,  misalkan  pada  gambar  diatasterlihat  perintah  pingLocalHost,  jika  kita  melihat  ada  keluar  pesan Replay  form  No  IP (  127.0.0.1)  besarnya  berapa  bites  dan  waktunyaberapa detik itu menandakan bahwa perintah untuk menghubungkan ke LocalHost  dapat berjalan dan diterima dengan baik, namun seandainyajika  kita  melakukan  ping  untuk  nomor  IP  yang  tidak  dikenal  sepertigambar  20  diatas  maka  akan  dikeluarkan  pesanRequest  Time  Outyang   berarti   nomor   IP   tidak   dikenal  dalam   jaringan   tersebut   (   ping192.168.0.90 )
          Pinging 202.159.0.2 with 32 bytes of data:
                Reply from 202.159.0.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
                Reply from 202.159.0.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
                Reply from 202.159.0.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
                Reply from 202.159.0.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
          Jika anda mendapatkan  respon  seperti  diatas,  maka  koneksi  jaringansudah  benar.  Respon  lain  selain  contoh  diatas  diartikan  bahwa  jaringananda belum bekerja dengan benar. Kesalahan dapat saja terjadi di sistempengkabelan, kartu jaringan, atau setup network.Catatan : TTL adalah Time To Live, yaitu batasan waktu agar paket datatersebut tidak mengambang dijaringan
http://prima.kurniawan.students-blog.undip.ac.id/2009/07/19/topologi-jaringan-komputer/